MY DIARY
August 09, 2003
Ulang Tahun AJI yang Meriah
Ulang tahun AJI, 7 Agustus kemarin, sangat meriah. Yang datang 50 orang lebih. Untuk tempat sekecil itu, jelas yang datang mesti berdesak-desakan. Saya harus mengucapkan selamat kepada Komang, PO acara itu. Apalagi, Tomy Suryopratomo (Pimred Kompas), mantan Pimred The Jakarta Pos Susanto Pudjomartono, Ketua Dewan Pers Leo Batubara, dan Anggota Dewan Etik AJI, Abdullah Alamudi, datang. Oh ya. Atase pers Kedubes AS Stanley Harsa juga ikut datang.
Yang cukup menarik juga dari acara malam itu adalah adanya acara wayang koran, yang didalangi oleh Hari Nugroho. Dia bekas kolega saya semasa jadi koresponden D&R di Surabaya. Malam itu, saya melihat dia seperti menemukan komunitasnya kembali.Maklu, semasa di Surabaya, Hari aktif di Dewan Kesenian Surabaya.
Mestinya catatan ini ditulis kemarin. Cuma, saya baru sampe kantor itu sekitar jam 24.00 WIB. Sampe di Proklamasi, saya mesti riset untuk tambahan bahan untuk nulis infografis soal bom di J.W. Marriott untuk majalah. Pukul 1, saya udah nggak kuat melawan rasa kantuk. Jadi, mana sempat nulis catatan. He.. he...
Yang cukup menarik juga dari acara malam itu adalah adanya acara wayang koran, yang didalangi oleh Hari Nugroho. Dia bekas kolega saya semasa jadi koresponden D&R di Surabaya. Malam itu, saya melihat dia seperti menemukan komunitasnya kembali.Maklu, semasa di Surabaya, Hari aktif di Dewan Kesenian Surabaya.
Mestinya catatan ini ditulis kemarin. Cuma, saya baru sampe kantor itu sekitar jam 24.00 WIB. Sampe di Proklamasi, saya mesti riset untuk tambahan bahan untuk nulis infografis soal bom di J.W. Marriott untuk majalah. Pukul 1, saya udah nggak kuat melawan rasa kantuk. Jadi, mana sempat nulis catatan. He.. he...
August 07, 2003
Bom di JW Marriot
Menyesal sekali saya tak bisa melihat langsung saat-saat setelah terjadi ledakan di Hotel J.W. Marriott, 5 Agustus. Sebab, saat itu saya harus ke Pengadilan Jakarta Pusat untuk menjadi saksi dalam kasus gugatan legal standing AJI terhadap Kapolri dalam kasus kekerasan di kantor Majalah Tempo.
Sejak jam 11 saya sudah ada di pengadilan. Kabar tentang ledakan itu juga saya dengar dari teman-teman wartawan yang ada di sana. Karena saya tak bisa datang, akhirnya saya mengetahui informasi detailnya lewat Suara Pembaruan.
Saya baru ke lokasi tadi siang --sebelum ke PN Jakarta Pusat lagi untuk melihat sidang gugatan Tomy Winata terhadap Tempo. Dampak ledakan itu memang lumayan luar biasa. Hampir semua kaca depan hotel itu pecah. Lobi hotel, berantakan. Dan kaca Plaza Mutiara, tetangganya, juga mengalami nasib sama. Karena nontonnya dari jarak sekitar 50 meter, hanya itu saja kerusakan yang kelihatan.
Sejak jam 11 saya sudah ada di pengadilan. Kabar tentang ledakan itu juga saya dengar dari teman-teman wartawan yang ada di sana. Karena saya tak bisa datang, akhirnya saya mengetahui informasi detailnya lewat Suara Pembaruan.
Saya baru ke lokasi tadi siang --sebelum ke PN Jakarta Pusat lagi untuk melihat sidang gugatan Tomy Winata terhadap Tempo. Dampak ledakan itu memang lumayan luar biasa. Hampir semua kaca depan hotel itu pecah. Lobi hotel, berantakan. Dan kaca Plaza Mutiara, tetangganya, juga mengalami nasib sama. Karena nontonnya dari jarak sekitar 50 meter, hanya itu saja kerusakan yang kelihatan.
August 04, 2003
Hari-Hari di Aceh
Coretan ini mestinya digoreskan tak lama setelah datang dari Aceh, 20 Juni 2003. Cuma, seperti biasa, rutinitas memaksa kita menentukan skala prioritas. Setibanya di Jakarta, sehari rasanya kembali seperti 24 jam lagi. Malah, saat aktifitas menumpuk, putaran jam seperti berlari.